Lulus SMA, Prinsip mulai dikuatkan

Kualitas seseorang adalah bukan suatu standar dan tidak bisa dijadikan sebagai ukuran. Orang ini dikatakan memiliki kualitas terbaik, tapi kenyataannya ada yang lebih baik. Baik disini relatif dan akan selalu ada pembandingnya. Semisal, kuliah di Jogja, bagi yang mau melanjutkan kejenjang yang lebih lanjut.

Pertama saya akan berpikir dan berbicara secara objektif tidak memihak pihak lain. Saya ulang, semisal kuliah di Jogja. Saya kira pemikiran seseorang jika akan memasuki suatu peningkatan atau perubahan dalam rutinitas hidup, ia akan mulai berfikir dan menyiapkan mental (beradaptasi). Sama halnya dengan para siswa SMU MTA yang mau lulus dan berfikir untuk melanjutkan studi kejenjang berikutnya. Kuliah adalah suatu yang dewasa bagi mereka, bahkan melihat mahasiswa saja terkadang mereka terkesan, bagi yang belum pernah bersinggungan dengan yang namanya mahasiswa. Padahal mahasiswa yang dikagumi itu kualitasnya belum tentu sebaik yang ia bayangkan. Ia membayangkan seorang mahasiswa itu dewasa, pinter, berani, intelek, suka membela kebenaran dan keadilan. Apalagi ditambah suka berdebat dengan para petinggi2 negara dan disekolahkan ke luar negri karena mendaftar bea siswa. Anak2 SMA yang baru lulus akan bilang “Waaah…keren!” Berawal dari mimpi. Kalau sudah berbicara mimpi adalah sebuah privasi, tidak dipengaruhi oleh ide atau pemikiran orang lain, entah itu bapaknya ataukah kakaknya yang sekarang menjabat sebagai “mahasiswa abadi”. Ada banyak pilihan kuliah, dikota-kota besar yang menyajikan berbagai universitas baik negeri maupun swasta dengan segala macam prestasi, keunggulan dan fasilitasnya. Pada dasarnya kuliah dimanapun sama, di Jogja tidak lebih baik dari di Solo, di Solo pun tidak lebih baik dari di Surabaya, Surabaya pun tidak lebih baik dari Semarang, Semarang pun tidak lebih baik dari Bandung, Jakarta dan akhirnya kembali ke Jogja lagi. Tour de Djogja. Semua berawal dari mimpi individu yang ditelorkan dari buah pemikiran, pengalaman dan komitmen diri. Pemikiran seusia SMA yang baru lulus mungkin agak susah mencerna lebih detail tentang sebuah mimpi. Yang saya maksud mimpi bukan sekadar abang-abang lambe tapi mampu dijadikan sebagai motivator bagi diri untuk menggapai cita-cita. Ingat cita-cita tidak terbatas pada dokter, pilot, guru dan sebagainya, melainkan banyak pilihan, silakan eksplor diri untuk mendapatkan sebuah mimpi. Jika mindset sudah dirubah lalu dihujamkan dalam hati maka secara otomatis seluruh tubuh akan merespon terhadap apa yang dipikirkan otak kedepan.

Sekali lagi Jogja tidak lebih baik dari manapun, tergantung persepsi masing2 individu. Banyak isu yang menyebutkan bahwa Jogja adalah kota pelajar, dimana gudangnya orang ”pinter”. Namun kenyataannya banyak ditemukan orang-orang yang musti dikasihani karena untuk makan sehari saja kurang dan pekerjaanya menengadahkan tangan ditepi jalan, hidup di emperan toko, tidur berselimut kegundahan dan bekerja tiada jaminan. Ibadahpun sudah secara otomatis tidak terjaga. Itu Jogja dari sisi gelapnya, tapi masih banyak sisi terangnya.

Yang pertama, pikir baik-baik. Harus kemanakah aku melanjutkan langkahku? Apa seeh yang cocok dengan diriku? Boleh pilih sesuai dengan selera. Namun jika Allah menempatkan kita ditempat atau jurusan lain, itu mah perkara lain..?! musti diterima dengan ikhlas. Selami diri lebih jauh untuk menimbang-nimbang universitas mana dan jurusan apa yang akan saya ambil. Pada dasarnya semua ilmu itu sama, dan tidak ada ruginya sebuah ilmu dipelajari asal ditekuni dan digeluti dengan serius. Semua itu ilmu Allah, ilmu dunia yang diberikan Allah sebagai sarana untuk mengabdikan diri padaNya. Tidak jarang seorang fotografer lebih kaya dari seorang dokter. Apalagi seorang pedagang yang lebih kaya dari seorang PNS, banyak. Semua itu tidak menjaminan untuk menjadikan kualitas seorang manusia kecuali agama, apalagi kekayaan. Tidak bisa semua ilmu terakumulasi pada satu orang, yang ada seseorang akan membutuhkan orang lain yang mempunyai ilmu berlebih atau sesuai dengan bidangnya untuk membantu permasalahannya. Semua sudah diukur dan diatur oleh Allah.

Poin terpenting adalah, dalam kita menjajaki dan menceburkan diri dalam suatu proses pembelajaran, entah itu kuliah atau dan lain sebagainya, tidak melupakan tugas utama, yakni menghambakan diri pada-Nya dan dengan menolong agama Allah. Inilah yang musti mendapat perhatian khusus. Sekolah sambil berdakwah, boleh... dengan menunjukkan kesantunan akhlaq kala bersosialisasi dengan seseorang. Kuliah sambil ngaji, boleh juga... karena merasa masih butuh tambahan ilmu yang menguatkan iman dalam mengarungi masa perkuliahan, jadi alangkah tepatnya jika kuliah sambil ngaji. Nah... yang jadi permasalahan sekarang adalah, dimanakah saya musti mencari universitas dimana disana ada lingkungan yang mendukungku dalam hal penguatan iman dan tugas utamaku sebagai manusia terhadap Rabb ku. Di luar negeri?! Boleh juga, silakan! tidak ada batasan dalam mencari ilmu, asal demi kebaikan, it’s ok. Karena ini menjadi suatu hal yang esensial bagiku. Semisal seperti itu komitmen dalam diri seorang siswa SMA MTA yang baru mau lulus. Good luck for us!

Komentar

Posting

TV Online

MTA FM

Radio MTA-online FM 107.9 - Ska

Widget by : Radio Digital MP

Label

 

Template by NdyTeeN